Kamis, 09 April 2015

Sejarah Perekonomian Indonesia

1. Sebelum Kemerdekaan

Sebelum kemerdekaan  Indonesia mengalami masa penjajahan yang terbagi dalam beberapa periode, ada empat negara yang pernah menduduki Indonesia yaitu, Portugis ,Belanda , Inggris dan Jepang. Portugis tidak mininggalkan jejak yang dalam di Indonesia karena keburu diusir oleh Belanda, tapi Belanda yang kemudian berkuasa selama 350 tahun sudah di menerapkan sebagai sistem untuk menganalisa sejarah perekonomian Indonesia, rasanya perlu membagi masa pendudukan belanda menjadi beberapa periode, bedasarkan perubahan-perubahan kebijakan yang mereka berlakukan di Hindia-Belanda (sebutan Indonesia pada masa itu)

2. Pada masa Vereenigde Oost-Indische Compagnie(VOC)
Perekonomian Indonesia  pada masa VOC adalah sebuah perusahaan yang didirikan dengan tujuan untuk  menghindari persaaingan antara sesama pedagang Belanda sekaligus untuk menyaingi perusahaan imperlasis lain seperti EIC(pada perusahaan Inggris ),pada saat itu VOC diberi hak oleh Ooctrooi, yang antara lain meliputi :
•      Hak untuk mencetak uang
•      Hak untuk mengangkat dan memberhentikan pegawai
•      Hak menyatakan perang damai
•      Hak untuk membuat angkatan bersenjata sendiri
•      Hak untuk membuat perjanjian dengan raja
Hak-hak itu seakan melegakan keadaan VOC  sebagai “penguasa”Hindia Belanda, Namun  demikian bukan berarti bahwa seluruh perekonomian Nusantara dikuasai oleh VOC kenyataannya sejak tahun 1620 VOC hanya menguasai komoditi- komoditi ekspor sesuai permintaan pasar di Eropa, yaitu rempah-rempah.kota-kota dagang dan jalur pelayaran yang dikuasai adalah untuk menjamin monopoli atas dasar komoditi itu, VOC juga belum membangun sistem pasokan kebutuhan-kebutuhan hidup penduduk pribumi, peraturan-peraturan yang ditetapkan VOC seperti verplichte leverentie (kewajiban menyerahkan hasil bumi pada VOC  juga menjaga harga rempah-rempah tetap tinggi, antara lain dengan diadakannya pembatasan jumlah tanaman rempah-rempah yang boleh ditanan oleh penduduk, pelayaran Hongi dan hak extirpatie (pemusnahan tanaman yang jumlahnya melebihi peratiran) .semua peraturan itu pada umumnya hanya diterapkan di Maluku yang memang sudah diisolasi oleh VOC dari pola pelayaran Niaga Samudera Hindia
Dengan  monopoliu rempah-rempah diharapkan VOC akan menambah isi kas  negeri Belanda dan dengan begitu akan meningkatkan pamor kekayaan Belanda disampinmg itu juga diterapkan preangerstelstel, yaitu kewajiban menanam tanaman kopi bagi penduduk priangan.bahkan ekspor kopi pada masa itu mencapai 85.300 metrik ton, melebihi ekspor cengkeh yang Cuma 1050 metrik ton
Namun beralawanan dengan kewajiban mekanisme prancis yang melarang ekspor logam mulia,Belanda justru mengekspor perak kehindia Belanda untuk tukar hasil bumi  karena sebelum ada hasil bumi ekspor eropa yang dapat ditawarkan sebagai komoditi imbabangan, ekspor perak itu tetap perlu dilakukan, perak tetap digunakan dalam jumlah besar sebagai alat perimbangan dalam neraca pembayaran sampai tahun 1870-an
Pada tahun 1795 VOC bubar karena dianggap gagal dalam mengeeksplorasikan kekayaan Hindia Belanda kegagagalan itu nampak pada defisit kas VOC  yang antara lain disebabakan oleh
•      Perang terus menerus dilakukan oleh VOC dan memakai biaya besar  terutama pada perang di ponegoro
•      Penggunaan tentara sewaan ya g membutuhkan biaya besar
•      Korupsi yang dilakukan oleh tentara VOC sendiri
•      Pembagian deviden kepada para saham,walaupun kas deficit
Maka voc  diambilalih(digantiakn )oleh republik bataf(Bataafsche republiek) Republik Bataaf dihadapkan pada keungan yang kacau balau , selain karena peperanga sedang berkecamuk di Eropa(continental stelstel oleh nepoleon )keboborokan bidang moneter sudah mencapai puncaknya akibat akan ketergantungan akan impor perak dari Belanda pada masa VOC yang kini terlambat oleh blokade inggris di Eropa, sebelum republik bataaf berbenah, Inggris mengambilalih pemerintahan Hindia-Belanda.

3. Pada masa pendudukan Inggris
Inggris pada masanya berusaha merubah pola pajak bumi yang telah hampir dua abad diterapkan oleh Belanda, dengan menerapkan ladrent(pajak tanah) sistem ini sudah berhasil di India, dan Thomas stamfrod raffles mengira sistem ini akan berhasil juga di Hindia- Belanda selain itu, dengan landerent ,  maka penduduk pribumi akan memiliki uang untuk membeli barang produk Inggris atau yang di impor dari India, inilah imperialisme modern yang menjadikan tanah jajahan tidak sekedar untuk dieksplorasi kekayaan alamnya, tetapi juga menjadi daerah pemasaran produk dari negara penjajah, sesuai dengan teori-teori mazhab klasik  yang pada saat itu sedang berkembang di Eropa  antara lain :
•      Pendapat Adam smith bahwa tenaga kerja produktif adalah tenaga kerja yang mengahasilkan benda konkrit dan dapat dinilai pasar, sedangkan tenaga kerja tidak produktif menghasilkan jkasa dimana tidak menunjang pencapaian pertumbuhan ekonomi. Dalam hal ini Inggris mengginkan tanah jajahannya juga meningkat kemakmurannya,agar bisa beli produk-produ  yang di Inggris dan India sudah surplus (melebihi permintaa)
•      Pendapat Adam smith bahwa salah satu peranan ekspor adalah memperluas pasar bagi produk yang dihasilkan (oleh Inggris) dan peranan penduduk dalam menyerap hasil produksi
•      The quantity theory of money bahwa kenaikan maupun penurunan tinkat harga dipengaruhi oleh jumlah uang yang beredar
•      Akan tetapi perubahan yang cukup mendasar dalam perekonomian ini sulit dilakukan, dan bahkan mengalami kegagalan diakhiri kekuasaan Inggris yang Cuma seumur jagung di Hindia Belanda ,sebab-sebanya antara lain :
•      Masyarakat Hinda Belanda pada umumnya buta huruf dan kurang mengenal uang, apalagi untuk menghitunh luas tanah yang kena pajak
•      Pegawai pengukur tanah dari Inggris sendiri jumlahnya terlalu sedikit
•      Kebijakan ini kurang di dukun oleh raja-raja dan para bangsawan, karena Inggris tak mau mengakui suksesi jabatan turun-tenurun

4. Cultuurstelstel ( sistem tanam paksa )
Cultuurstelstel( sistem tanam paksa ) mulai diberlakukan pada tahunb 1836 atas inisiatif van de bosch, tujuannya adalah untuk memproduksi berbagi komoditi yang ada permintaannya di pasaran dunia, sejak saat itu, diperintahkan untuk membudi dayakan produk-produk selain kopi dan rempah-rempah, yaitu gula, nila, tembakau, the ,nila ,kina ,karet , kelapa sawit dll, sitem ini jelas menekan penduduk pribumi , tapi amat jels menguntungkan bagi Belnda apalagi dipadukan dengan sistem kosiyansi(monopoli ekspor), setelah penerapan kedua sistem ini, seluruh kerugian akibat perang dengan Napoleon di Belanda langsung di gantikan berkali lipat .Sistem ini merupakan penganti sitem landrent dalam rangka memeperkenalkan penggunaan uang pada masyarakat pribumi. Masyarakat diwjibkan menanam tanaman komoditas ekspor dan menjual hasilnya kegudang-gudang kemudian dibayar dengan  harga yang sudah ditentukan oleh pemerintah.cultuurstelstel melibatkan para bangsawan dalam pengumpulannya, antra lain dengan memanfaatkan tatanan politik mataraman-kewjiban rakyat dauntuk melakunakn berbagi tugas dengan tidak mendapatkan imbalan – dan memotivasi para pejabat belandadengan cultuurprocenten( imbalan yang akan diterima sesuaihasil produksi yang masuk kegudang ). Bagi masyarakat pribumi sudah tentu cultuurstelstel amat memeras keringat dan darah mereka, apalgi aturan kerja rodi juga masih diberlakukan, namun segi positifnya adalah mereka mulai mengenal tata cara menanam tanaman komoditas ekpor yang pada umumnya bukan tanaman asli indonesia, sedangkan masuknya ekonomi uang di pedesaan memicu meningkatnya taraf hidup pada mereka, bvagi pemerintah belanda ini berati bahwa masyrakat menyerap barang-barang impor yang mereka datang kan ke Hindia Belanda dan ini juga merubah cara hidup masyarakat pedesaan menjadi lebih komersil, tercemin dari meningkatnya jumlah penduduk yang melakukan kegiatan ekonomi nonagaris. Jelas nya, dengan menerapakan cultuurstelstel, pemerintah belanda membuktikan teori sewa  tanah dari mazhad kalsik, yaitu bahwa sewa tanah timbul dari keterbatasan kesuburan tanah, namun disini pemerintah belanda belum menerima sewanya saja ,tanpa perlu mengeluarkan biaya untuk memgharap tanh yang kian lama kian besaru menigkatkan penderitaan rakyat,sesuai tori nilai lebih(karl max)bahwanilai lebih meningkatkan kesejahteraan  Beland kapsitas.


5. Sistem ekonomi terbuka
Saat adanya desakan dari kaum humanis Belanda yang mnengiginkan perubahan nasib warga pribumi ke arah yang lebih baik ,mendorong pemerintah Hindia Belanda untuk mengubah kebijakan  ekonominya, dibuatlah peraturan-peraturan agraria yang baru ,yang antaralain mengatur tentang persewaan tanah pada pihak swata untuk jangka waktu 75 tahun ,dan aturan tanah yang boleh disewakan dan tidak boleh ,hal nampak juga masih tak lepas dari teori-teori mazhab kalsik ,antara lain terlihat pada:
•      Keberadaan pemerintah Hindia Belanda sebagai tuan tanah , pihak swata mengolah perkebunaan swasta sebagai golongan kapasasiatas dan masyarakat pribumi sebagai buruh pengggarap tanah
•      Prinsip keuntungan absolut :bila disuatu tempat harga berada diatas ongkos tenaga kerja yang dibutuhkan ,maka pengusaha memperolah laba yang begitu besar mengalir faktor produksi ketempat tersebut .
•      Laissez faire laissez passer, perekonomian diserahkan pada pihak swasta ,walapun jelas pemerintah belanda masih memegang peranan yang besar sebagai penjajah yang sengguhnya .
Pada akhirnya sistem ini bukan meningkatkan kesejaterahaan masyarakat pribumi tapi malah menambah penderitaan, terutama bagi para kuli kontrak yang pada umunya tidak diperlakukan layak .
Penduduk jepang (1942-1945) pemerintahan jepang menerapakan suatu kebijakan pengarahan sumber daya ekonomi mendudukung gerak maju pasukan jepang dalam perang pasifik,sebagai akibat, terjadinya perombakan besar-besaran dalam sturuktur ekonomi masyarakat,kesejahteraan rakyat merosot tajam dan terjadi bencana kekurangan pangan,karena produksi untuk memasuk bahan makanan untuk memasok pasukan militer dan produksi minyak jarak untuk pelumnas pesawat tempur menempati prioritas utama. Impor dan ekspor macet ,sehingga terjadi kelangkaan tekstil yang sebelumnya didapat  dengan jalan impor.
Seperti inilah sistem sosialis ala bala tentara Dai Nippon,segala hal diatur oleh pusat guna mencapai kesejahteraanbersama yang diharapkan akan mencapai sesuai memenangkan perang pasifik.

6.  Pemerintahan Orde Lama
Pada tanggal 17 agustus 1945, Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Namun demikian, tidak berarti Indonesia sudah bebas dari Belanda. Tetapi setelah akhirnya pemerintah Belanda mengakui secara resmi kemerdekaan Indonesia. Sampai tahun 1965, Indonesia gejolak politik di dalam negeri dan beberapa pemberontakan di sejumlah daerah. Akibatnya, selama pemerintahan orde lama, keadaan perekonomian Indonesia sangat buruk. Seperti pertumbuhan ekonomi yang menurun sejak tahun 1958 dan defisit anggaran pendapatan dan belanja pemerintahan terus membesar dari tahun ke tahun. Dapat disimpulkan bahwa buruknya perekonomian Indonesia selama pemerintahan Orde Lama terutama disebabkan oleh hancurnya infrastruktur ekonomi, fisik, maupun nonfisik selama pendudukan Jepang. Dilihat dari aspek politiknya selama periode orde lama, dapat dikatakan Indonesia pernah mengalami sistem politik yang sangat demokratis yang menyebabkan kehancuran politik dan perekonomian nasional.

7. Pemerintahan Orde Baru
Maret 1966, Indonesia dalam era Orde Baru perhatian pemerintahan lebih ditujukan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat lewat  pembangunan ekonomi dan sosial tanah air. Usaha pemerintah tersebut ditambah lagi dengan penyusunan rencana pembaangunan 5 tahun secara bertahap dengan target-target yang jelas sangat dihargai oleh negara-negara barat. Tujuan jangka panjang dari pembangunan ekonomi di Indonesia pada masa Orde Baru adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui suatu proses industrialisasi dalam skala besar. Perubahan ekonomi struktural juga sangat nyata selama masa Orde Baru dimana sektor industri manufaktur meningkat setiap tahun. Dan kondisi utama yang harus dipenuhi terlebih dahulu agar suatu usaha membangun ekonomi dapat berjalan dengan baik, yaitu sebagai berikut: kemampuan politik yang kuat, stabilitas ekonomi dan politik, SDM yang lebih baik, sistem politik ekonomi terbuka yang berorientasi ke Barat, dan dan kondisi ekonomi dan politik dunia yang lebih baik.

8. Pemerintahan Transisi
Mei 1997, nilai tukar bath Thailand terhadap dolar AS mengalami suatu goncangan yang hebat, hingga akhirnya merembet ke Indonesia dan beberapa negara asia lainnya. Rupiah Indonesia mulai terasa goyang pada bulan juli 1997. Sekitar bulan September 1997, nilai tukar rupiah terus melemah, hingga pemerintah Orde Baru mengambil beberapa langkah konkret, antaranya menunda proyek-proyek dan membatasi anggaran belanja negara. Pada akhir Oktober 1997, lembaga keuangan internasional memberikan paket bantuan keuangaannya pada Indonesia.

9. Pemerintahan Reformasi
Awal pemerintahan reformasi yang dipimpin oleh Presiden Wahid, masyarakat umum menaruh pengharapan besar terhadap kemampuan Gusdur. Dalam hal ekonomi, perekonomian  Indonesia mulai menunjukkan adanya perbaikan. Namun selama pemerintahan Gusdur, praktis tidak ada satupun masalah di dalam negeri yang dapat terselesaikan dengan baik. Selain itu hubungan pemerintah Indonesia di bawah pimpinan Gusdur dengan IMF juga tidak baik. Ketidakstabilan politik dan sosial yang tidak semakin surut selama pemerintahan Abdurrahman Wahid menaikkan tingkat country risk Indonesia. Makin rumitnya persoalan ekonomi ditunjukkan oleh beberapa indikator ekonomi. Seperti pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang negatif dan rendahnya kepercayaan pelaku bisnis terhadap pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

10. Pemerintahan Gotong Royong
Pemerintahan Megawati mewarisi kondisi perekonomian Indonesia yang jauh lebih buruk daripada masa pemerintahan Gusdur. Inflasi yang dihadapi Kabinet Gotong Royong pimpinan Megawati juga sangat berat. Rendahnya pertumbuhan ekonomi Indonesia pada masa pemerintahan Megawati disebabkan antara lain masih kurang berkembangnya investor swasta, baik dalam negeri mauoun swasta. Melihat indikator lainnya, yakni nilai tukar rupiah, memang kondisi perekonomian Indonesia pada pemerintahan Megawati lebih baik. Namun tahun 1999 IHSG cenderung menurun, ini disebabkan kurang menariknya perekonomian Indonesia bagi investor, kedua disebabkanoleh tingginya suku bunga deposito.


Sumber
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=9&cad=rja&uact=8&ved=0CE4QFjAI&url=http%3A%2F%2Felearning.upnjatim.ac.id%2Fcourses%2FPENGANTARILMUEKONOMIPIE%2Fwork%2F5247e7e2bb2f3MAKALAH_PENGANTAR_ILMU_EKONOMI_fitri.docx&ei=XVUmVYS-F5CQuATJ0YDIDg&usg=AFQjCNFZD2QbhoJgTXsZ5L1flUoQOIHcNA&sig2=r-JXfv6P4YCL8vHGwXNQow

Tidak ada komentar:

Posting Komentar